Rabu, 20 Oktober 2010

Pondok Salafiah Syafi'iah

Direktori Pondok Pesantren
Salafiyah Syafi'iyah Situbondo
Nama : Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah
Alamat : Sukorejo Banyuputih Situbondo Jawa Timur
Telphone : (o338) 452666
Faximale : (o338) 452707
e-mail : sekretariat@salafiyah.or.id
homepage : http://www.salafiyah.or.id
Pendiri : KHR. Syamsul Arifin
Tahun berdiri : 1914
Pimpinan : KHR. Achmad Fawaid As'ad
Jumlah Santri : 15.000 orang
Ciri khas/kajian utama : Perpaduan antara sistem salaf dan modern


Pesantren yang berdiri di Sukorejo ini, pada awalnya adalah sebuah hutan
lebat. Setelah mendapat saran dari Habib Musawa dan Kiai Asadullah dari
Semarang, Kiai Syamsul Arifin, sebagai pendiri pondok, segera membabat
hutan lebat tersebut sekitar tahun 1908 untuk mendirikan pesantren.
Dipilihnya hutan yang banyak dihuni binatang buas tersebut, berdasarkan
hasil istikharah . Kini pesantren tersebut telah menjadi agen
pembangunan bagi masyarakat sekitarnya. Sosoknya tidak seperti "menara
gading", tetapi justru terbuka dan menyatu dengan masyarakat sekitarnya.
Tak heran, kalau masyarakat Situbondo merasakan manfaat atas kehadiran
pondok pesantren ini.

Banyak cerita yang mengisahkan pesantren yang memiliki santri 15.000
orang ini. Kiai Syamsul, setelah berhasil mendirikan pondok di tengah
hutan Desa Sukorejo mulai banyak didatangi orang. Tanpa dirancang dengan
tata ruang, hutan yang semula menyelimuti desa tersebut, mulai dipadati
rumah penduduk hingga seperti sekarang ini.

Kiai Syamsul memang terus sibuk membesarkan pondoknya. Namun sebagai
kiai yang memiliki visi ke depan, ia juga mengirim kedua anaknya,
masing-masing As'ad dan Abdurrahman ke Mekkah Saudi Arabia , untuk
mendalami ilmu agama. Hal ini dilakukan karena Kiai Syamsul menginginkan
anaknya kelak harus melanjutkan kepemimpinan pondok pesantren.

Kiai As'ad yang menjadi ulama kharismatik sekembalinya ke tanah air,
punya andil besar dalam lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi
keagamaan terbesar di Indonesia . Ia terkenal dengan sebutan "mediator"
berdirinya NU. Karena saat itu, ia yang menyampaikan isyarat samawiyah
tentang organisasi para ulama itu dari Kiai Kholil Bangkalan kepada Kiai
Hasyim Asy'ari Jombang. Setelah menggantikan kepemimpinan ayahnya yang
meninggal tahun 1951, ia pernah menjadi anggota Konstituante.

Di bawah kepemimpinan Kiai As'ad, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah
mengalami perkembangan sangat cepat jika dibanding dengan pondok-pondok
yang lain di wilayah Jawa Timur. Sepeninggal Kiai As'ad (1990),
kepemimpinan pondok dipegang putranya, KHR Achmad Fawaid. Ia tampil
memimpin pondok pada usia 22 tahun. Banyak pihak mengira, sepeninggal
Kiai As'ad, Pesantren Sukorejo, sebutan populernya, akan sulit menyerap
santri baru. Namun kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Di bawah
kepemimpinan kiai muda ini, ternyata Pesantren Sukorejo terus meroket
dengan jumlah santri terus membengkak. Kalau pada zaman Kiai As'ad
jumlah santri Salafiyah cuma 5.000 orang pada kepemimpinan Kiai Fawaid
membengkak menjadi 15.000 orang.

Pada saat memegang tampuk kepemimpinan pondok, Kiai Fawaid memang masih
sangat belia untuk ukuran sebuah pesantren sebesar Sukorejo. Namun kerja
kerasnya membuat perkembangan pondok ini jauh melebihi perkiraan orang.
Kiai yang selalu berpenampilan rendah diri ini, tak pernah terbawa emosi
dalam memimpin pesantren warisan ayahnya.

Ketika Kiai As'ad Syamsul Arifin masih hidup, anak lelaki satu-satunya
ini banyak dititipkan kepada kiai besar NU. Maksudnya, tak lain agar ia
banyak berguru pada berbagai kiai yang memiliki gaya maupun cara yang
berbeda-beda dalam mengelola pesantren. "Bagaimana pun, saya tidak akan
jauh dari tuntunan Aba ," kata Kiai Fawaid suatu ketika.

Kiai As'ad Syamsul Arifin yang pernah menjadi mustasyar PBNU selalu
mengungkapkan, "NU itu adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU
kecil." Dengan kata lain, pesantren adalah ciri khas ke-NU-an yang
ditandai dengan adanya lembaga, kiai, dan santri plus kitab-kitab
kuning. Adalah gagasan dari sang kiai ini pula agar Munas dan Muktamar
ke-27 NU (1984) diselenggarakan di pesantren Kiai As'ad di Sukorejo
Situbondo Jawa Timur. Kemudian, diharapkan Munas dan Muktamar
selanjutnya sebisanya diadakan di lingkungan pondok pesantren.

Kiai As'ad berkeyakinan, NU itu sendiri adalah ikatan ulama dan kiai
pondok. "Ironis sekali bila orang memimpin NU tapi tak pernah menjadi
santri, apalagi kiai," katanya pada suatu ketika. Dan memang, tumbuhnya
sebagian besar pondok di negeri ini dapat dikatakan seirama dengan
lahirnya ikatan ulama ahlussunnah waljamaah , yang kemudian mendirikan
Nahdlatul Ulama itu. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Salafiyah
Syafi'iyah di Situbondo Jawa Timur.

*Penataan Manajemen *

Setelah menggantikan ayahnya mengasuh Pesantren Sukorejo, Kiai Fawaid
segera membenahi sistem manajemen pondok sesuai dengan tuntutan zaman.
Di antara kebijakan yang diterapkan adalah menerapkan manajemen terbuka.
Hal ini terlihat dari penunjukan sejumlah santri yang berprestasi untuk
memegang posisi penting di kepengurusan pesantren dan lembaga pendidikan
yang ada.

Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir ini, pendidikan Pesantren
Salafiyah terus berkembang. Sebagai misal, Ma'had Aly li al-'Ulum
al-Islamiyah Qism al-Fiqh atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ma'had
Aly, sebuah lembaga pasca pesantren yang menitikberatkan pada kajian
ilmu-ilmu fiqh, berkembang di tangan kiai muda ini. Begitu pula,
bangunan fisik pesantren juga mengalami kemajuan yang cukup signifikan.
Begitu juga sistem pendidikan berbasisi kompetensi juga mulai diterapkan
di pesantren ini.

Pendidikan tinggi yang ada di pesantren ini menyerap sekitar 2.500
mahasiswa. Ada tiga fakultas di bawah naungan Institut Agama Islam
Ibrahimy (IAII), yakni Fakultas Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah. Di
samping itu ada dua akademi dan satu sekolah tinggi, yaitu Akademi
Perikanan (Aperik), Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (Amik),
dan Sekolah Tinggi Ilmu Perawat (Stiper). Juga ada Program Pascasarjana
dengan Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam (MPdI) dan Konsentrasi
Metodologi Istimbat Hukum Islam (MHI).

Tenaga pengajar IAII antara lain Prof. KH. Ali Yafie, Prof. Dr. KH.
Sjeichul Hadi Permono, SH MA, Prof. Dr. Simanhadi Widyo Prakosa, Prof.
Dr. Ridwan Nasir, MA, Prof. KH Abdul Halim Muhammad, SH, Dr. Ibrahim
Bafadal, MA, HM Moerad baso, MBA, MSc, PhD, dan sejumlah nama lainnya.
IAII dan Ma'had Aly sering mengadakan seminar dan sarasehan keislaman,
dengan mengundang sejumlah cendikiawan dan birokrat dari Jakarta .
Ma'had Aly dalam menjalankan program-programnya menjalin mitra kerja
sama dengan lembaga lain. Antara lain Perhimpunan Pengembangan Pesantren
dan Masyarakat (P3M) Jakarta , LkiS Jogyakara, Lakpesdam NU, JIL
Jakarta, dan ISIS Jakarta.

*Perkampungan Pesantren *

Pesantren Sukorejo yang menempati areal seluas 11,9 Ha merupakan
perkampungan tersendiri. Pedukuhan Sukorejo hampir semuanya untuk area
kegiatan pesantren. Lembaga pendidikan yang dikembangkan di pesantren
ini mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Bahkan
bengkel, kebun, perumahan ustadz/dosen, puskesmas, dan pertokoan,
menempati lahan pesantren. Mulai Madrasah Aliyah (kurikulum Depag)
sampai SMA/SMK (kurikulum Diknas) menempati areal pesantren yang
ditumbuhi nyiur yang rindang.

Selain itu, berbagai keterampilan seperti pertukangan, otomotif,
pertanian, dan koperasi tumbuh pesat di kalangan para santri yang
berdatangan dari berbagai daerah mulai dari Aceh sampai Papua. "Seperti
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), semua suku hampir terwakili di sini,"
komentar seorang santri dari Jakarta . Bahkan menurut catatan pengurus
pondok, siswa dari Singapura , Malaysia , dan Brunai Darussalam juga
belajar di Salafiyah.

Berapa santri harus membayar biaya pendidikan di Pesantren Salafiyah?
Biaya pendidikan di pesantren ini, dikenal dengan sebutan Uang Tahunan
Pesantren (UTAP), yang dihitung selama setahun dan tergantung tingkat
pendidikan. Utap berkisar antara Rp 120.000 sampai Rp 375.000 dan masih
bisa diangsur. Namun pesantren ini juga memberikan beasiswa kepada anak
yatim dan mereka yang tidak mampu. Pemberian beasiswa itu ditentukan
oleh pengurus pondok, berdasarkan kriteria yang sudah diatur.

Fasilitas yang disediakan pesantren kepada para santri antara lain:
bangunan asrama, listrik, air serta pendidikan yang dipilihnya. Di
samping itu pendidikan non formal, seperti kajian-kajian kitab kuning
dan beberapa kursus. Selebihnya, seperti mencuci dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dapat dilakukan santri sendiri atau melalui koperasi yang
juga mengelola konsumsi para santri. Konon, koperasi pondok ini setiap
tahun mendapat keuntungan Rp 350 juta.

*Menjaga jarak *

Walaupun Kiai As'ad telah tiada, toh banyak pejabat yang bertandang ke
Pesantren Salafiyah. Dalam sebuah wisuda sarjana S1, Drs Mar'ie Muhammad
(saat itu masih menjabat Menteri Keuangan) pernah memberikan ceramah
ilmiah. Melihat sambutan spontanitas ribuan santri yang berkerumun
dengan tetap bersikap santun. Mar'ie yang disertai pakar ekonomi Drs.
Kwik Kian gie bertutur, "Ini baru arus bawah, bukan rekayasa arus bawah."

Para Gubernur Jawa Timur dan Pangdam V/Brawijaya juga sering berkunjung
ke pondok ini. "Ini menunjukkan bahwa Pondok Sukorejo terbuka," kata KHR
Achmad Fawaid. Menurutnya, tidak hanya tamu-tamu biasa seperti umumnya
sering silaturrahim ke pondok, yang resmi seperti para pejabat dan
jenderal pun datang meninjau ke pondok.

Pondok Sukorejo memang dekat dengan pejabat, namun tetap menjaga jarak.
Karena itu bisa dipahami bila kemudian, setiap Pemilu pondok ini jadi
"langganan" para petinggi parpol agar mendukung konsestan tertentu. Toh
tak pernah berhasil. Mengapa? "Kami akan meneruskan sikap Aba , bahwa
seorang nahdliyin (warga NU) harus berpegang khittah ashliyyah yakni
khittah 26 itu," ujar Kiai Fawaid. "Terserah mereka untuk memilih salah
satu kontestan. Itu bukan tanggung jawab kami," lanjutnya.

Sikap netral Pondok Sukorejo itulah yang barangkali justru membuat
respek baik "arus bawah" maupun "arus atas" pada kiai dan pondok. Karena
itu, bila ada pihak tertentu yang ingin silaturrahim, pengasuh pondok
ini tetap menerimanya. "Silakan tapi ingat jangan mengikat," kata kiai
muda ini.

1 komentar:

  1. Welcome Bonus & Promotions at JMHub Casino
    Join JMHub today 안양 출장안마 for an in-depth 충주 출장마사지 review of the 서산 출장마사지 J&M casino, 전라남도 출장마사지 the best 전라북도 출장마사지 online slots, jackpots, promotions, loyalty program, banking and more.

    BalasHapus